Pages

Evaluasi dan Pengembangan Usaha

MODUL
KEWIRAUSAHAAN SMK
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN USAHA
Kode: B3.20.KWU
Penulis :
Dr. Suryana, M.Si
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2004
20
________________________________________________________________1
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
MODUL
EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN USAHA
SURYANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul ini berjudul “Evaluasi dan Pengembangan Usaha”, yang
isinya memuat lingkup belajar:
a. Kriteria keberhasilan usaha;
b. Rasio keuangan;
c. Teknik Pengelolaan usaha; dan
d. Teknik Pengembangan Usaha.
Materi pembelajaran dalam modul ini merupakan rangkaian dari
modul-modul sebelumnya terutama yang menyangkut pengelolaan usaha
kecil, perencanaan dan pengembangan usaha kecil. Materi pada modul ini
dimaksudkan agar Anda memiliki sub-kompetensi “Mengevaluasi dan
mengembangkan usaha kecil” dan kompetensi “Merencanakan dan
pengelolaan usaha kecil”.
Setelah mempelajari modul ini Anda akan memahami bagaimana
mengevaluasi keberhasilan usaha, mengenal kriteria-kriteria keberhasilan
usaha, cara membuat laporan kegiatan usaha, dan cara mengembangkan
usaha. Dalam praktik sehari-hari, Anda diharapkan akan dapat membuat
laporan keuangan dengan menyusun rasio keuangan, menyusun laporan
pengelolaan usaha dan menyusun rencana pengembangan usaha, Anda
juga.
20
________________________________________________________________2
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat
memilih kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami kriteria keberhasilan usaha, mampu membuat rasio
keuangan, teknik menyusun laporan, dan menyusun rencana
pengembangan usaha.
2. mempraktekkan perhitungan kriteria-kriteria untuk mengukur
keberhasilan usaha.
3. Dapat membuat laporan pengelolaan usaha.
4. Menguasai cara-cara pengembangan usaha.
B. Prasyarat
Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini atau sebelum
mempelajari modul ini, terlebih daahulu sebaiknya Anda memiliki wawasan
tentang:
1) Unsur-unsur rasio keuangan;
2) Menguasai modul-modul sebelumnya; dan
3) Mengetahui aspek-aspek pengelolaan usaha.
Semua materi di atas telah Anda pelajari dalam modul-modul
sebelumnya.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah petunjuk
belajar sebagai berikut.
a. Bagi Siswa
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai
Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci
dan kata-kata yang Anda anggap baru. Kemuadian cari dan baca
________________________________________________________________3
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
pengertian kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit modul ini
atau dalam kamus manajemen dan ekonomi yang ada.
3. Pelajari laporan-laporan pengelolaan usaha dan amati indicatorindikator
yang menunjukkan keberhasilan tersebut perusahaan
yang Anda lihat.
4. Cek tentang diri Anda, apakah Anda telah memahami cara-cara
mengembangkan usaha? Bila belum, pelajari lagi secara cermat.
Untuk mendapat sertifikasi, Anda harus dites tingkat kemampuan
dan kecerdasan kewirausahaan dengan alat tes khusus.
5. Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan
kepada guru atau tutor Anda.
b. Bagi Guru
Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar
dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing,
mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar
siswa. Oleh sebab itu, peran Anda sebasgai guru adalah sebagai
berikut.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai
Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari
modul ini.
2. Membantu siswa dalam proses belajar.
3. Membimbing siswa melakukan tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
4. Membantu siswa dalam memaqhami konsep, praktik baru
kewirausahaan dan menjiwai kendala-kendala dalam proses belajar.
5. Membantu siswa dalam menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok untuk berdiskusi.
________________________________________________________________4
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
7. Merancang pendamping Guru atau praktisi lain jika diperlukan.
8. Mencatat kemajuan belajar siswa.
9. Melaksanakan penilaian.
10.Jelaskan kepada siswa bagian-bagian yang harus didiskusikan
dengan temannya dan bagioan-bagian yang harus dilakukan dalam
bentuk pengamatan ke lapangan.
D. Tujuan Akhir
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, Anda
diharaapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Memiliki Kinerja
1. Dapat membuat laporan pengelolaan usaha.
2. Dapat membuat laporan keuangan.
3. Memiliki keterampilan dalam menyusun laporan yang didasarkan
pada hasil evaluasi.
4. Memahami cara-cara pengembangan usaha berdasarkan hasil
evaluasi.
b. Kriteria Kinerja
1. Kriteria kinerja evaluasi persiapan diidentifikasi berdasarkan
kemampuan menyusun laporan pengelolaan keuangan dan
perencanaan usaha yang diidentifikasi berdasarkan kemampuan
membuat analisis keuangan, teknik menyususn laporan, dan teknik
mengembangkan usaha.
2. Kriteria laporaan diidentifikasi berdasarkan kemampuan cara
menyususn sistematika laporan pengelolaan usaha.
3. Kriteria Kinerja pengembangan usaha diidentifikasi berdasarkan
kemampuan menguasai cara pengembangan usaha.
c. Kondisi/Variabel yang Diperlukan
________________________________________________________________5
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
1. Untuk menguasai criteria keberhasilan usaha, siswa perlu diberi
contoh-contoh cara menghitung rasio keuangan, teknik menyususn
laporan dan cara menyusun rencana pengembangan usaha.
2. Untuk menguasai caraa-cara menyusun laporan pengelolaan usaha,
siswa perlu diberi contoh-contoh laporan usaha kecil daan latihan
membuat laporan sederhana usaha kecil.
E. Kompetensi
1. Kompetensi Utama: Siswa dapat Mengelola Usaha Kecil.
2. Sub Kompetensi: Siswa dapat mengevaluasi dan mengembangkan
usaha.
F. Cek Kemampuan
Untuk mengecek kemampuan Anda harus dapat menjawab pertanyaanpertanyaan
berikut.
1. Jelaskan unsure-unsur yang dapat dijadikan indicator keberhasilan
suatu perusahaan dianggap berhasil.
2. Kriteria apa yang dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu
perusahaan itu?
3. Apa saja yang harus dibuat dalam laporan pengelolaan usaha?
4. Apa yang harus dikembangkan terlebih dahulu agar perusahaan
kecil berhasil?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam mengembangkan usaha yang
berhasil?
6. Keterampilan dan pengetahuan apa yang harus dimiliki seseorang
agar dapat mengembangkan usaha dan menyusun laporan
pengelolaan usaha?
________________________________________________________________6
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Apabila Anda atau siswa telah menguasai kompetensi dan sub
kompetensi di atas, Anda atau siswa dapat mengajukan tes kompetensi
kepada penilai.
G. Glosarium
1. Ratio-ratio Neraca (Baalance sheet ratios), ialah ratio-ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, aidtest
ratio, curreent assets to total assets ratio, current liabilities to total
assets ratio dan lain sebagainya.
2. Ratio-ratio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah ratioratio
yang disusun dari data yang berasal dari income statement,
misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio
dan lain sebagainya.
3. Ratio-ratio antar laporan (Inter-statement ratios), ialah ratio-ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal
dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover,
receivables turnover dan lain sebagainya.
4. Ratio likwiditas adalah ratio-ratio yang ddimaksudkan untuk
mengukur likwiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio).
5. Ratio Leverage adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt
to total assets ratio. Net worth to debt ratio dan lain sebagainya).
6. Ratio-ratio Aktivitas, yaitu ratio-ratio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar effektivitas perusahaan dalam
mengerjakan aumber-sumber dananya (inverntory turnover, average
collection period dan lain sebagainya).
7. Ratio-ratio profitibilitas, yaitu ratio-ratio yang menunjukan hasil akhir
dari sejumlah kebijaksanaan daan keputusan-keputusan (Profit margin
on sales, Return on total assets,return on net worth dan lain
sebagainya)
________________________________________________________________7
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar
Mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut.
Kegiatan Waktu/Tahap Tempat Tanda tangan
1. Mengkaji secara mandiri 2 x 45 menit Di Sekolah
2. Berdiskusi dengan teman 2 x 45 menit Di Sekolah
3. Latihan dan mengkaji contoh 3 x 45 menit Di Sekolah dan
lapangan
4. Pengamatan lapangan 3 x 45 menit Di Lapangan
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1
MENYUSUN LAPORAN KEGIATAN USAHA
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah kegiatan belajar ini, siswa diharapkan dapat:
1. Memahami kriteria keberhasilan usaha, mampu membuat rasio
keuangan, teknik menyusun laporan, dan menyusun rencana
pengembangan usaha.
2. Menghitung keberhasilan usaha dengan menggunaklan kriteriakriteria
pengukuran keberhasilan usaha.
b. Uraian Materi 1
1. Laporan Kegiatan Usaha
Dalam rangka pengendalian usaha, seorang wirausaha harus
mampu membuat laporan kegiatan usaha dan langkah berikutnya dalam
rangka pengembangan usaha. Laporan pengelolaan usaha dibuat
________________________________________________________________8
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
berdasarkan kebutuhan. Pada usaha kecil dibuat laporan-laporan sebagai
berikut.
(1) Laporan Manajemen, yang terdiri dari laporan bulanan, dan laporan
tahunan.
(2) Laporan kinerja perusahaan yaitu laporan keuangan.
2. Macam-macam ratio Keuangan
Sebagaimana disebutkan di muka ratio keuangan banyak sekali
jenisnya karena ratio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa.
Demikian pula pengelompokan ratio juga bermacam-macam. Aoabila
dilihat dari sumber dari mana ratio dibuat, maka ratio dapat dogolongkan
dalam 3 golongan, yaitu:
8. Ratio-ratio Neraca (Baalance sheet ratios), ialah ratio-ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, aidtest
ratio, curreent assets to total assets ratio, current liabilities to total
assets ratio dan lain sebagainya.
9. Ratio-ratio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah ratioratio
yang disusun dari data yang berasal dari income statement,
misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio
dan lain sebagainya.
10.Ratio-ratio antar laporan (Inter-statement ratios), ialah ratio-ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal
dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover,
receivables turnover dan lain sebagainya.
Ada pula penulis yang menggunakan istilah “financial ratios” untuk
ratio-ratio neraca, “operating ratios” untuk ratio-ratio laporan rugi & laba
dan “financial operating ratios” untuk ratio-ratio antar laporan.
________________________________________________________________9
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Ada pula yang mengelompokan ratio-ratio daalam ratio-ratio
likwiditas, ratio-ratio leverage, ratio-ratio aktivitas dan ratio-ratio
profitibilitas.
Ratio likwiditas adalah ratio-ratio yang ddimaksudkan untuk mengukur
likwiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio).
Ratio Leverage adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to
total assets ratio. Net worth to debt ratio dan lain sebagainya).
Ratio-ratio Aktivitas, yaitu ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai seberapa besar effektivitas perusahaan dalam mengerjakan
aumber-sumber dananya (inverntory turnover, average collection period
dan lain sebagainya).
Ratio-ratio profitibilitas, yaitu ratio-ratio yang menunjukan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan daan keputusan-keputusan (Profit margin on
sales, Return on total assets,return on net worth dan lain sebagainya).
Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa macam ratio, cara
perhitungan beserta interpretasinya berdasarkan laporan financial di
bawah ini.
________________________________________________________________10
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Perusahaan “PT REKAYASA”.
Neraca per 31 Desember 2004
Aktiva Utang dan Modal
Aktiva lancar: Utang lancar
Kas ………………………
Efek ……………………..
Piutang …………………
Persediaan (inventory)
Jumlah A.L …………….
Aktiva tetap:
Mesin Rp. 700.000,-
Depresiasi Rp 100.000,-
Bangunan Rp. 1.000.000,-
Depresiasi 200.000,-
Tanah ………………………..
Intangibles …………………
Jumlah A.T ……………..
Jumlah Aktiva …………
Rp. 200.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 160.000,-
Rp. 840.000,-
Rp. 1.400.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 800.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 1.600.000,-
Rp. 3.000.000,-
Utang perniagaan
Utang Wesel
Utang Pajak
Jumlah H.L
Utang JK. Panj.
5% Obligas
Modal sendiri:
Mod saham
Rp. 1.200.000,-
Agio saham
Rp. 200.000,-
Laba ditahan
Modal sendiri
Jmh utang &
Modal sendiri
Rp. 300.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 160.000,-
Rp. 560.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 1.400.000,-
Rp. 400.000, -
Rp. 1.840.000,-
Rp. 3.000.000,-
Perusahaan “PT REKAYASA”.
Laporan Rugi & Laba 31 Desember 2004
Penjualan…………………………………………………………...... Rp. 4.000.000,-
Harga Pokok penjualan………………………………………..... Rp. 3.000.000,-
Laba Bruto……………………………………………………………. Rp. 1.000.000,-
Biaya-biaya administrasi, penjualan umum………………. Rp. 570.000,-
Keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT)………….. Rp. 430.000,-
Bunga obligasi (5% x Rp. 600.000,-)………………………. Rp. 30.000,-
Keuntungan sebelum pajak…………………………………….. Rp. 400.000,-
Pajak Penghasilan………………………………………………….. Rp. 160.000,-
Keuntungan neto sesudah pajak (EAT)……………………. Rp. 240.000,-
________________________________________________________________11
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Berdasarkan data dari laporan finansiil tersebut, kita akan menghitung
berbagai macam ratio finansiil seperti terlihat dalam table di bawah ini :
3. Ratio-ratio finansiil
Ratio Metode Perhitungan Interprestasi
I. Ratio Likwiditas :
a. Current ratio
U g Lancar
AktivaLancar
tan .
.
2,5 :1
560.000
1.400.000
? ?
atau 250%
Kemampuan untuk
membayar utang yang
segera harus di penuhi
dengan aktiva lancar.
Setiap utang lancar Rp.
1,- dijamin oleh aktiva
lancer Rp. 2,50
b. Cash ratio (ratio of
immediate solvency) U g Lancar
Kas Efek
tan .
?
?
?
?
560.000
200.000 20.000
= 0,71 : 1 atau 71 %
Kemampuan untuk
membayar utang yang
segera harus dipenuhi
dengan kas yang
tersedia dalam
perusahaan dan efek
yang dapat segera
diuangkan.
Setiap utang lancar Rp.
1,- dijamin oleh kas dan
efek Rp. 0,71.
c. Quick (Acid test)
ratio
?
? ?
?
? ?
560.000
200.000 20.000 160.000
tan .
tan
u g lancar
Kas Efek Piu g
= 1 : 1 atau 100 %
Kemampuan untuk
membayar uta ng yang
segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar
yang lebih likwid (quick
assets). Setiap utang
lancar Rp. 1,- dijamin
oleh quick assets Rp. 1,-
.
d. Working capital to
total assets ratio
?
?
?
?
3.000.000
1.400.000 560.000
.
. tan .
Jumlah Aktiva
AktivaLancar U g lancar
= 0,28 : 1 atau 28 %
Likwiditas dari total
aktiva dan posisi modal
kerja (neto).
________________________________________________________________12
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Ratio Metode Perhitungan Interprestasi
II. Ratio
Leverage :
a. Total debt to
Equity ratio
1.840.000
560.000 600.000
.mod .
. tan . .
?
?
?
Jumlah al Sendiri
AktivaLancar U g jangka panjang
= 0.63 : 1 atau 63 %
Bagian dari setiap
rupiah modal sendiri
yang dijadikan
jaminan untuk
keseluruhan uatng.
Rp. 0.63 dari setiap
rupiah modal sendiri
menjadi jaminan
utang.
b. Total Debt to
total capital Assets
3.000.000
560.000 600.000
.mod .
. tan . .
?
?
?
Jumlah al Aktiva
AktivaLancar U g jangka panjang
= 0,39 : 1 atau 39 %
Berapa bagian dari
keseluruhan
kebutuhan dana yang
dibelanjai dengan
utang.
Atau
Berapa bagian dari
aktiva yang digunakan
untuk menjamin
hutang.
Rp. 0,39 dari setiap
rupiah aktiva
digunakan untuk
menjamin utang.
c. Long Term debt
to Equity ratio
? ?
1.840.000
600.000
.
tan . .
Modal sendiri
U g jangkaPanjang
= 0,33 : 1 atau 33 %
Bagian dari setiap
rupiah modal sendiri
yang dijadikan
jaminan untuk utang
jangka panjang.
Rp. 0,33 dari setiap
rupiah modal sendiri
digunakan untuk
menjamin utang
jangka panjang.
d. Tangible assets
debt coverage
Jumlah Aktiva – Ingtangibles
3.000.000 100.000
tan . .
tan .
?
U g jangka panjang
U g Lancar
600.000
2.340.000
600.000
560.000
= 3,9 : 1 atau 390 %
Besarnya aktiva tetap
tangible yang
digunakan untuk
menjamin utang
jangka panjang setiap
rupiahnya.
Setiap rupiahnya
utang jangka panjang
dijamin oleh aktiva
tangible sebesar Rp.
3,90.
e. Times interest
earned ratio
30.000
430.000
Bunga.u tan g. jangka. panjang
EBIT
= 14,3X
Besarnya jaminan
keuntungan untuk
membayar bunga
hutang jangka
panjang.
Setiap rupiah bunga
utang jangka panjang
dijamin oleh
keuntungan Rp. 14,33
________________________________________________________________13
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Ratio Metode Perhitungan Interprestasi
III. Ratio Aktivitas :
a. Total Assets turn over
3.000.000
4.000.000
.
.
?
Jumlah Aktiva
Penjualan Neto
= 1,33 : 1 atau 1,33 x
Setiap rupiah dari aktiva
menghasilkan penjualan
neto sebesar Rp 1,33
b. Receivables turnover
160.000
4.000.000
tan .
.
?
Piu g rata ? rata
Penjualan kredit
= 25x
Besarnya penjualan kredit
adalah 25 kali dari jumlah
piutang rata-rata
c. Average collection
Periode
4.000.000
160.000 360
.
tan . 360
x
Penjualan kredit
Piu g rata rataX
?
?
= 14,4 hari atau 15 hari
Masa rata-rata
pengumpulan piutang
adalah 15 hari, atau dalam
satu tahun piutang
berputar sebanyak 24 kali
(360 : 15)
d. Inventory turnover Harga Pokok Penjualan
Inventory rata-rata
840.000
3.000.000
= 3,6 x
Tingkat perputaran
persediaan dalam satu
tahun adalah 3,6 kali, atau
persediaan berputar setiap
100 hari sekali (360 : 3,6)
e. Average day’s inventory Inventory rata-rata x 360
Harga Pokok Penjualan
3.000.000
840.000x360
= 10 hari
Kemampuan modal kerja
(netto) berputar dalam
satu tahun adalah 4,8 kali,
atau berputar setiap 75
hari sekali (360 :75)
f. Working capital turnover Penjualan neto
Aktiva lancar – Utang lancer
1.400.000 560.000
4.000.000
?
= 4,76 x atau 4,8 x
Kemampuan modal kerja
(neto) berputar dalam
suatu perisiklis kas (cash
cyle) dari perusahaan.
Dana yang tertanam dalam
modal kerja berputar rata.
________________________________________________________________14
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Ratio Metode Perhitungan Interprestasi
IV. Ratio Keuntungan :
a. Gross Profit Margin Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan
Penjualan Neto
4.000.000
4.000.000 ? 3.000.000
= 25%
Laba bruto per rupiah
penjualan. Setiap
rupiah penjualan
menghasilkan laba
bruto Rp. 0,25.
b. Operating income ratio
(operatibg Profit Margin)
Penjualan Neto – Harga Pokok
Penjualan – Biaya-biaya
Administrasi, penjualan,Umum
Penjualan Neto
4.000.000
4.000.000 ? 3.000.000 ? 570.000
= 10,75% = 11%
Laba operasi sebelum
bunga dan pajak (net
operating income)
yang dihasilkan oleh
setiap rupiah
penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
menghasilkan laba
operasi Rp. 0,11.
c. Operating ratio Harga Pokok Penjualan + Biayabiaya
administrasi, Penjualan, umum
Penjualan Neto
4.000.000
3.000.000 ? 570.000
= 89,25%
Biaya operasi per
rupiah penjualan.
Setiap rupiah
penjualan mempunyai
biaya operasi Rp. 0,89.
Makin besar ratio ini
berarti makin buruk.
d. Net Profit Margin (sales
margin)
Keuntungan neto sesudah pajak
Penjualan Neto
4.000.000
240.000
= 6%
Keuntungan neto per
rupiah penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
menghasilkan
keuntungan neto
sebesar Rp. 0,06.
e. Earning Power of total
investement (rate of returnt
an total Assets)
____EBIT___
Jumlah Aktiva
14,3%
3.000.000
430.000
?
atau operating profit margin X Total
Assets turntover
= 10,75% X 1,33 = 14,3%
Kemampuan dari
modal yang
diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan
keuntungan bagi
semua investor
(pemegang obligasi +
saham). Setiap satu
rupiah modal
menghasilkan
keuntungan Rp. 0,14
untuk semua investor.
f. Net earning power ratio
(Rate of returnt On
Investement/ROI)
Keuntungan neto sesudah pajak
Jumlah Aktiva
8%
3.000.000
240.000
? ?
Kemampuan dari
modal yang
diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan
keuntungan neto.
g. Rate of returnt for the
owners (rate or returnt on
Keuntungan neto sesudah pajak
Jumlah Modal Sendiri
Kemampuan dari
modal sendiri untuk
________________________________________________________________15
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Net Worth)
13%
1.840.000
240.000
? ?
menghasilkan
keuntungan bagi
pemegang saham
preferen dan saham
biasa. Setiap rupiah
modal sendiri
menghasilkan
keuntungan neto Rp.
0,13 yang tersedia bagi
pemegang saham
preferen dan saham
biasa.
c. Rangkuman 1
1. Laporan pengelolaan usaha dibuat berdasarkan kebutuhan. Pada
usaha kecil dibuat laporan-laporan antara lain: 1) Laporan
Manajemen, yang terdiri dari laporan bulanan, dan laporan
tahunan; 2) Laporan kinerja perusahaan yaitu laporan keuangan.
2. Ratio keuangan dapat dogolongkan dalam 3 golongan, yaitu:
a) Ratio-ratio Neraca (Baalance sheet ratios), ialah ratio-ratio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca.
b) Ratio-ratio laporan Rugi & Laba (income statement ratios),
ialah ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari
income statement.
c) Ratio-ratio antar laporan (Inter-statement ratios), ialah ratioratio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
data lainnya berasal dari income statement.
3. Ratio likwiditas adalah ratio-ratio yang ddimaksudkan untuk
mengukur likwiditas perusahaan.
4. Ratio Leverage adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
hutang.
________________________________________________________________16
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
5. Ratio-ratio Aktivitas, yaitu ratio-ratio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar effektivitas perusahaan dalam
mengerjakan aumber-sumber dananya.
6. Ratio-ratio profitibilitas, yaitu ratio-ratio yang menunjukan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
d. Tugas
Cari salah satu laporan keuangan suatu perusahaan/koperasi (neraca
dan laporan rugi/laba), hitung rasio-rasio keuangan dari laporan tersebut
sebgaimana contoh perhitungan rasio keuangan dalam kegiatan belajar 1
pada modul ini.
e. Evaluasi
1) Instrumen Penilaian
1. Dalam membuat laporan dikenal ada beberapa ratio yang
merupakan criteria keberhasilan keuangan, diantaranya ratio
aktivitas, ratio likwiditas dan ratio profitabilitas. Coba jelaskan
masing-masing ratio tersebut! (20)
2. Bila aktiva lancar Rp. 100.000, dan utang lancar Rp. 80.000,
apakah perusahaan tersebut liquid? (15)
3. Apakah setiap perusahaan yang kondisi keuangannya likuid, secara
otomatis juga solvabel ? (20)
4. Apa yang dimaksud dengan laporan rugi laba, apakah pada
koperasi juga ada laporan rugi laba ? (25)
5. Untuk kepentingan siapakah laporan keuangan usaha ? (20)
________________________________________________________________17
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
2) Kunci Jawaban
1. Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa besar
aktivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
Rasio likuiditas, ialah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
likwiditas perusahaan. Dan rasio profitabilitas adalah rasio yang
menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan
keputusan-keputusan.
2. Perusahaan tersebut likwid , sebab Rp. 100.000,- : Rp. 80.000,- =
1,25. jadi setiap Rp.1,- utang jangka pendek dijamin oleh Rp.
1,25,-.
3. Tidak selalu, karena bisa saja perusahaan dalam keadaan insolvabel
atau tidak mampu membayar semua kewajibannya. Hal ini
menunjukkan perusahaan mampu membayar kewajiban jangka
pendeknya, tetapi tidak untuk kewajiban janagka panjang. Tetapi
ada pula perusahaan yang dalam keadaan likuid sekaligus solvabel.
4. Yaitu ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari income
statement, misalnya gross profit margin, net operating margin,
operating ratio dan lain sebagainya. Pada koperasi juga ada
perhitungan demikian, hanya sebutannya berbeda, yaitu bukan
perhitungan rugi laba tetapi perhitungan hasil usaha koperasi.
5. Baik untuk kepentingan perusahaan sendiri (seperti pemilik
perusahaan, manajemen perusahaan), juga untuk pihak ketiga
seperti pihak perbankan atau lembaga keuangan dan dinas pajak.
3) Kriteria Penilaian
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, jumlah skor keseluruhan 100, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Belajar pada Modul 20.
________________________________________________________________18
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Rumus
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100%
100
Arti tingkat pemahaman Anda
90% - 100% = amat baik dan sangat berhasil
80% - 89% = baik dan berhasil
70% - 79% = kurang berhasil
- 69% = tidak berhasil
Tingkat kelulusan bisa dicapai bila anda bisa menjawab 80% dari
soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas anda dianggap tidak lulus
dan harus mengulang mempelajari kegiatan belajar ini.
________________________________________________________________19
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Kegiatan Belajar 2
TEKNIK MENYUSUN LAPORAN PENGELOLAAN USAHA
DAN TEKNIK PENGEMBANGAN USAHA
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2
Setelah kegiatan belajar ini, siswa diharapkan dapat:
1. Membuat laporan pengelolaan usaha.
2. Menguasai cara-cara pengembangan usaha.
b. Uraian Materi Belajar 2
1. Laporan Manajemen
Banyak yang telah dikatakan atau disiratkan mengenai jenis-jenis
system laporan manajemen yang harus mengalir dari system informasi
anda. Beberapa jenis laporan harus dapat anda peroleh secara harian,
bulanan, triwulan ataupun tahunan. Banyak wirausaha berpendapat
bahwa informasi yang diperlukan untuk manajemen dapat diperoleh dari
laporan rugi-laba yang dipersiapkan untuk pejabat pemerintah dan
perpajakan sekali setahun. Hal ini tidaklah demikian; dan anda sebagai
seorang wirausaha akan tahu bahwa mempercayai laporan tahunan
demikian itu bodoh sekali.
1) Laporan harian/mingguan
Informasi harian yang anda butuhkan semata-mata bersifat
operasional. Fakta dan angka untuk memenuhi kebutuhan anda seharihari
meliputi : posisi kas harian, ringkasan-ringkasan penjualan (baik tunai
dan kredit), pembayaran kontan, uang yang diterima dari tagihan utang,
saldo kas dalam bank, dan saldo akhir kas. Sebuah formulir sederhana
yang dapat dipakai untuk tujuan ini dapat dilihat dalam gambar 15.
________________________________________________________________20
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Formulir ini memberikan suatu sitem sederhana di mana dapat
dilihat saldo kas pada permulaan dan akhir hari dan dapat dibandingkan
dengan jumlah uang yang sebenarnya terdapat di register kas dalam
bisnis anda, atau semua transaksi tunai dapat disentalisasikan dalam satu
tempat dalam bisnis anda.
Penjualan haruslah dianalisis menurut kelompok produk, dan
buatlah taksiran tentang laba kotor menurut kelompok produk
berdasarkan marjin kotor yang ditentukan. Jadi, system informasi anda
haruslah dapat memberikan taksiran laba kotor harian dan suatu taksiran
tentang biaya harian dalam bisnis; hal ini memungkinkan anda
mengetahui di mana anda mencapai titik impas dan menghasilkan laba
sehari-hari. Formulir dalam gambar 16 dapat digunakan untuk
menganalisis penjualan harian dan marjinnya, di mana setiap anggota staf
penjualan memperoleh formulir tersendiri.
Dari informasi ini anda dapat menaksir laba atau rugi harian; dan
ini dapat dikumpulkan setiap hari untuk menaksir laba atau rugi
mingguan. Dapat diperkirakan, bahwa ada beberapa hari yang rugi, ada
hari-hari lain yang akan menghasilkan laba besar. Yang penting adalah
bahwa anda tetap berada “di atas” dan dapat menyesuaikan strategi arus
kas dan dagang bila diperlukan.
Wirausaha yang progresif akan juga menginginkan perincian
sediaan sehari-sehari sehingga tingkat sediaan dapat dikendalikan, dalam
kaitannya dengan penjualan dan arus kas. Telah dikatakan bahwa banyak
bisnis gagal karena pengendalian sediaan yang tidak baik. System sediaan
yang standar dapat diperoleh dari konsultan dan pensuplai peralatan dan
anda seharusnya akan dapat memperoleh system yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan bisnis anda.
________________________________________________________________21
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Gambar 15. Ringkasan arus kas harian/mingguan
Penerimaan kas
Hari
Tanggal
Saldo
awal Penj.
Tunai
Penj.
Kredit
Lainlain
Pembayar
kas
Perincian
Deposito
bank
Saldo
Akhir
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp
Gambar 16. Analisis marjin laba dan penjualan
Kelompok
produk A
Kelompok
produk B
Kelompok
produk C
Kelompok
Hari produk D
Tanggal Pen
jua
lan
MK
%
MK
Rp.
Pen
jua
lan
MK
%
MK
Rp.
Pen
jua
lan
MK
%
MK
Rp.
Pen
jua
lan
MK
%
MK
Rp.
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
2) Laporan bulanan
bisnis anda setiap bulannya haruslah memiliki :
- laporan laba rugi yang terperinci;
- analisis penjualan dan inventaris produk sertaan/kelompok jasa;
- analisis dari arus kas, debitur, kreditur dan ikatan keuangan; dan
- analisis rasio intern yang menunjukan tingkat efisiensi dan
menyorot kecenderungan, dengan perbandingan antara rencana
dan realisasi sebenarnya.
________________________________________________________________22
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Informasi ini hendaknya diperoleh bersamaan dengan pertemuan
dari badan penasihat, kelompok yang ikut serta dalam pengambilan
keputusan dan pengembang strategi.
3) Laporan triwulan
tentu saja laporan bulanan akan tersedia setiap bulan, dan
informasi ini seharusnya tersedia bagi anda dan staf badan penasihat
anda adalah :
- suatu laporan terperinci tentang posisi keuangan anda;
- pernandingan industri intern dan ekstern sebagai tolok ukur
efisiensi;
- analisis kecenderungan secara lebih terperinci daripada yang
biasanya disediakan setiap bulan; dan
- informasi tentang bisnis anda sekarang untuk memungkinkan anda
dan badan penasihat anda meninjau kembali kegiatan dan
memproyeksikan rencana masa depan.
4) Laporan tahunan
laporan tahunan utama adalah neraca, paparan rugi-laba, dan
keterangan arus kas, yang bersama-sama dengan laporan triwulan akan
merupakan dasar bagi perencanaan strategic.
2. Laporan Keuangan
Hubungan yang terdapat dalam persamaan akuntansi dapat
digunakan untuk membuat tiga laporan keuangan, yaitu : (1) neraca, (2)
laporan rugi-laba, dan (3) laporan perubahan posisi keuangan. Dua
laporan yang pertama (neraca dan laporan rugi-laba), sangat penting bagi
perusahaan, dan laporan inilah yang banyak dibicarakan. Sedangkan
________________________________________________________________23
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
laporan ketiga (laporan perubahan keuangan) umumnya diperlukan bagi
para pemegang saham atau pemilik.
Dalam neraca tersebut tercantum jumlah kekayaan, jumlah utang,
dan modal sendiri dari sebuah perusahaan. Jumlah kekayaan terlihat pada
bagian aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat pada
bagian pertama.
1. Aktiva
Aktiva merupakan kekayaan fisik yang dimiliki oleh perusahaan,
dibagi ke dalam : (a) aktiva lancar, (b) aktiva tetap, dan (c) aktiva
tidak kentara.
a. Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang berupa uang
tunai (kas) dan kekayaan lain yang mudah diuangkan (atau
dalam jangka waktu pendek dapat ditukarkan menjadi uang
tunai), seperti piutang, surat-surat berharga, persekot,
persediaan barang.
b. Aktiva tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
dalam jangka waktu lama, seperti : gedung, tanah, mesinmesin,
dan sebagainya.
c. Aktiva yang tidak kentara
Aktiva tidak kentara adalah aktiva yang secara fisik tidak dapat
dilihat atau diraba tetapi secara riil mempunyai nilai, seperti :
hak patent, hak cipta, goodwiil.
2. Pasiva
Bagian pasiva pada sebuah neraca perusahaan berisi sekelompok
pos, yaitu : (a) utang lancer, (b) utang jangka panjang, dan (c)
modal sendiri.
________________________________________________________________24
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
a. Utang lancar
Utang lancar adalah kewajiban financial perusahaan yang
harus dilunasi dalam jangka waktu relatif pendek. Pelunasan
tersebut biasanya dilakukan dengan mengambil aktiva
lancarnya. Pos-posyang termasuk dalam aktiva lancar ini antara
lain : utang dagang, kredit rekening Koran, kredit wesel, kredit
pembeli, utang deviden, dan sebagainya.
b. Utang jangka panjang
Utang jangka panjang adalah kewajiban financial
perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu lama (lebih dari
satu tahun), seperti : utang obligasi dan utang hipotik.
c. Modal sendiri
Modal sendiri adalah sejumlah uang yang ditanamkan dalam
sebuah perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Dalam
perseroan terbatas peranan modal ini disebut pemegang saham
sebab modalnya diwujudkan dalam bentuk saham. Sering pula
terdapat bahwa laba yang diperoleh perusahaan tidak dibagikan
kepada pemilik tetapi ditanam kembali dalam perusahaan,
dikenal sebagai laba ditahan.
Gambar 3 memperlihatkan contoh sebuah neraca dari
perusahaan ABC. Neraca tersebut hanya menunjukan keadaan
perusahaan pada suatu saat, jadi bukan satu periode waktu.
Dalam neraca tersebut berlaku persamaan akuntansi di mana
jumlah kekayaan harus sama dengan jumlah utang dan modal
sendiri.
Neraca dapat dibuat dalam dua macam bentuk, yaitu
pertama, bentuk dua sisi, sisi sebelah kiri berupa aktiva dan sisi
sebelah kanan berupa passive. Kedua, berbentuk daftar atas –
________________________________________________________________25
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
bawah; bagian atas berupa aktiva dan bagian bawah berupa
pasiva (lihat Gambar 11-4).
1. Laporan Rugi-Laba
Tidak semua informasi keuangan yang penting tercantum
dalam neraca. Di dalam neraca tidak terkandung informasi
tentang penghasilan dan biaya dari sebuah perusahaan.
Laporan yang memberikan informasi tentang penghasilan dan
biaya tersebut dinamakan laporan rugi laba (income statement)
atau disebut juga laporan operasi. Adapun contoh laporan rugi
laba dapat dilihat pada table berikut :
________________________________________________________________26
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Perusahaan TRIKARYA
Neraca – 31 Desember 2004
AKTIVA
Aktiva Lancar:
? Kas Rp 5.000.000
? Piutang Rp 4.000,00
? Persediaan barang dagangan Rp 7.000,00
? Perlengkapan Rp 1.100,00
? Persekot asuransi Rp 500,00
____________
Jumlah aktiva lancer Rp 17.600,00
Aaaktiva Tetap:
? Peralatan Rp 5.000,00
? Gedung Rp 10.000,00
? Tanah Rp 2.000,00
(dikurangi penyusutan yang terkumpul) Rp 4.000,00
___________
Jumlah aktiva tetap Rp 13.000,00
___________
JUMLAH AKTIVA Rp 30.600,00
========
UTANG DAN MODAL SENDIRI
Utang Lancar:
? Utang dagang Rp 7.500,00
? Utang gaji Rp 200,00
? Utang wesel Rp 300,00
Jumlah utang lancer Rp 8.000,00
Utang Jangka Panjang:
? Utang obligasi Rp 3.300,00
? Utang hipotik Rp 2.300,00
Jumlah Utang Jangka Panjang Rp 5.600,00
Modal Sendiri Rp 17.000,00
Rp 30.000,00
Penjualan bersih Rp 150.000,00
Harga poko penjualan Rp 95.000,00
Laba kotor Rp 55.000,00
Biaya penjualan & administrasi Rp 35.000,00

Laba Usaha Rp 20.000,00
Penerimaan bukan dari usaha Rp 5.000,00
Pengeluaran bukan untuk usaha Rp 4.500,00- Rp 500,00
+
Laba bersih sebelum dikurangi pajak Rp 20.500,00
Pajak penghasilan 50% Rp 10.250,00 -
Laba bersih sesudaah pajak Rp 10.250,00
________________________________________________________________27
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Tidak seperti neraca, laporan rugi-laba tersebut memperlihatkan
operasi perusahaan selama satu periode, seperti satu tahun,
satu kuatral, atau satu bulan.
Pada pokoknya, laporan rugi-laba dibuat untuk meringkas
penghasilannya dan biaya-biaya perusahaan selama satu
periode. Biaya dimasukan ke dalam laporan rugi-laba untuk
mengurangkan penghasilan, sehingga selisihnya dapat berupa
laba bersih (positif) atau rugi (negative). Jadi, persamaan untuk
laporan rugi-laba adalah :
PENGHASILAN – BIAYA = LABA BERSIH (atau RUGI)
1. Penghasilan
Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total
kepada para pembeli selama periode bersangkutan. Jadi,
penjualan ini merupakan sumber penghasilan utama bagi
perusahaan. Penjualan bersih dapat diperoleh dari sumber lain,
yaitu dari laba penjualan aktiva tetap, sewa yang diterimaa, dan
bunga yang diterima.
2. Biaya
Pengertian biaya di sini mencakup semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan. Pada garis besarnya, macammacam
biaya yang termasuk di dalamnya adalah :
a. Biaya produksi barang untuk dijual atau disebut harga pokok
penjualan.
b. Biaya penjualan dan administrasi, seperti : biaya periklanan,
komisi penjualan, gaji kepala kantor, sewa dan sebagainya.
c. Selain biaya-biaya tersebut, masih terdapat pengeluaran lain
yang akan mengurangi laba usaha, yaitu rugi penjualan
aktiva tetap, dan pajak penghasilan.
________________________________________________________________28
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Untuk nomor 2b sering disebut biaya operasi, sedangkan untuk
nomor 2c sering disebut nonoperasi atau pengeluaran bukan
untuk usaha. Biasanya biaya operasi merupakan satu pos untuk
melengkapi informasi tentang kegiatan perusahaan.
Masih ada satu pos lagi yang belum disinggung dalam
pembahasan di muka, yaitu : penyusutan. Pada dasarnya,
penyusutan aktiva tetap tidak dimasukkan sebagai biaya tetapi
dipakai untuk mengurangi laba kotor. Dengan demikian, semakin
besar jumlah penyusutan yang ditetapkan, semakin kecil pula
laba bersih yang diterima oleh perusahaan.
3. Laba Bersih
Pada pokoknya, laba bersih ini dapat diperoleh dari seluruh
penghasilan dikurangi seluruh biaya. Besarnya laba bersih yang
dapat dicaapai akan menjadi ukuran sukses bagi sebuah
perusahaan. Di lain pihak, kelemahan perusahaan akan
kelihatan dengan adanya kerugian selama satu periode.
Laporan rugi-laba untuk perusahaan besar, pada prinsipnya
sama dengan laporan rugi-laba untuk perusahaan kecil. Hanya
saja beberapa pos memerlukan pengetahuan lebih lanjut dari
segi akuntansi untuk mengetahuinya, seperti penyusutan.
? Laporan rugi – laba untuk perusahaan jasa, seperti dokter
dan biro perjalanan, agak berbeda dengan perusahaan
dagang atau perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak
menjual barang-barang. Oleh karena itu, harga pokok
penjualan tidak terdapat dalam laporan rugi – laba. Untuk
mengganti “penjualan” dipakai istilah “penghasilan”.
________________________________________________________________29
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
PT TRIKARYA
Laporan Rugi-Laaba 31 Desember 2004
Penghasilan Rp 960.000,00
Biaya Operasi
? Sewa ruangan Rp 60.000,00
? Gaji petugas Rp 240.000,00
? Perlengkapan praktek Rp 25.000,00
? Pemeliharaan ruangan Rp 15.000,00
? Pemeliharaan mobil Rp 100.000,00
? Biaya lain-lain Rp 30.000,00
Jumlah biaya operasi Rp 470.000,00
Penghasilan bersih Rp 490.000,00
3. Laporan perubahan Posisi Keuangan
laporan keuangan yang ketiga disebut laporan perubahan posisi
keuangan atau laporan aliran dana, atau disebut juga laporan sumber dan
penggunaan dana. Laporan tersebut dapat dimasukan sebagai pelengkap
dalam laporan keuangan.
Seperti ditunjukkan dimuka, neraca itu memperlihatkan keadaan
keuangan dari sebuah perusahaan pada suatu saat, atau merupakan
gambaran tentang aktiva, utang, dan modal sendiri pada saat tertentu.
Jika kita membandingkan neraca pada periode yang sedang berjalan (juga
disebut periode fiscal) dengan neraca pada periode yang lampau, kita
akan memperoleh kesimpulan tentang perubahan kondisi keuangan
perusahaan. Dengan demikian, kita dapat mengetahui sebab-sebab
adanya perubahan dalam neraca secara berturut-turut.
Adapun tujuan dari laporan perubahan posisi keuangan ini
terutama adalah untuk memberikan informasi tentang perubahan aktiva
lancar dan utang lancer. Jadi, titik berat dari laporan ini adalah pada
________________________________________________________________30
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
sumber dan penggunaan modal kerja untuk satu periode. Pengertian
modal kerja ada dua macam, yaitu:
? Modal kerja bruto, ditunjukan sebagai jumlah dari seluruh aktiva
lancer.
? Modal kerja neto, (modal kerja) ditunjukan sebagai selisih antara
aktiva lancar dengan utang lancar.
Untuk perusahaan “ABC” modal kerja netto berjumlah Rp. 9.600,00.
yang diperoleh dari aktiva lancar sebesar Rp. 17.600,00. dikurang
dengan utang lancar sebesar Rp. 8.000,00. dapat tersisa apabila
perusahaan membayar semua utang lancarnya.
1. Cara meningkatkan modal kerja
Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, modal kerjanya dapat
ditingkatkan. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya
adalah :
b. melakukan kegiatan yang menguntungkan
c. menjual aktiva tetap, seperti; bangunan, peralatan
d. mencari pinjaman jangka panjang
e. menjual saham tambahan.
2. Cara menurunkan modal kerja
Di lain pihak, modal kerja juga dapat diturunkan dengan cara:
a. Menyerap rugi operasi
b. Membeli aktiva tetap, seperti peralatan
c. Pembayaran kembali utang jangka panjang
d. Pembelian kembali saham-saham
e. Pembayaran deviden kepada para pemegang saham
________________________________________________________________31
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
.
3. Teknik Pengembangan Perusahaan
Pengembangan usaha bisa dilakukan dengan beberapa teknik
diantaranya :
(1) Perluasan Skala Usaha
(2) Perluasan Cakupan Usaha
(3) Perluasan dengan Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi Baru.
1) Pengembangan Perusahaan dengan Perluasan Skala Usaha
Pengembangan perusahaan dengan perluasan skala usaha bisa
dilakukan dengan skala produksi (kapasitas produksi), tenaga kerja,
teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha.
Penambahan skala usaha bias dilakukan dengan menambah kapasitas
mesin dan kapasitas tenaga kerja, serta tambahan jumlah modal untuk
investasi. Jadi, untuk menambah skala produksi harus ditambah factorfaktor
produksinya seperti modal, tenaga kerja, bahan baku dan
kemungkinan pemasarannya. Sebelum memperluas produksi, harus
diperhatikan prospek pemasarannya. Misalnya; siapa yang
Laba Usaha
merupakan
tujuan setiap
perusahaan,
sehingga mampu
meningkatkan
modal kerja
________________________________________________________________32
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
memerlukan, berapa jumlahnya, kapan membutuhkan dan dimana serta
bagaimana cara mendistribusikannya.
Pengembangan skala usaha juga bias dilakukan dengan menambah
jenis-jenis barang atau jasa yang akan dihasilkannya atau diusahakannya.
Pengembangan usaha bisa dilakukan hanya apabila akan menurunkan
biaya jangka panjang, sehingga akan menaikan skala ekonomi yang
tinggi. Sebaliknya, bila peningkatan skala usaha hanya akan meningkatkan
biaya, maka pengembangan skala usaha tidak baik untuk dilakukan. Jadi,
peningkatan skala usaha hanya bisa dilakukan dengan cara peningkatan
output menurunkan biaya rata-rata jangka panjang. Teknik
pengembangan skala usaha sangat tergantung juga pada produktivitas
faktor-faktor produksi seperti produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas
modal. Oleh sebab itu, perluasan skala usaha harus dilihat dari aspek:
(1) Produktivitas modal dan tenaga kerja;
(2) biaya tetap dan biaya variable;
(3) biaya rata; dan
(4) skala produksi yang paling menguntungkan.
Pengembangan skala usaha bisa juga dilakukan dengan menambah
lokasi usaha di tempat lain, di kota lain, dan di Negara lain. Misalnya,
perusahaan-perusahaan mobil dan perusahaan elektronik Jepang yang
sudah menguasai pasaran-pasaran dunia, seperti PT. Toyota Astra. Begitu
pula perusahaan makanan dan minuman Amerika Serikat, seperti KFC,
McDonald, Cocacola, Pepsi dan lain sebagainya. Dunia jasa seperti
perbankan dan perusahaan jasa angkutan juga sudah meluas melewati
batas Negara, misalnya PT. Bank Asing yang ada di Indonesia, Maskapai
Penerbangan Asing yang ada di Indonesia dan Maskapai penerbangan
Indonesia yang ada di Negara lain.
________________________________________________________________33
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Apabila pengembangan sakala usaha sudah mencapai tingkat yang
paling optimum, maka pengembangan produksi atau skala usaha tidak
boleh terus dikembangkan, tetapi ada yang masih bisa dilakukan yaitu
dengan menambah cakupan usaha.
2) Pengembangan Usaha Dengan Menambah Cakupan Usaha
Pengembangan usaha dengan menambah cakupan usaha bisa
dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru dan wilayah usaha
baru, serta jenis produk barang dan jasa baru yang bervariasi jenisnya.
Pengembangan cakupan usaha baru sering juga dinamakan diversifikasi
usaha. Bahkan akhir-akhir ini diversifikasi usaha dilakukan pada suatu
bidang saja, misalnya dibidang pertanian disebut agroindustri,
aggrowisata, aggrobisnis, dan macam-macam diversifikasi lainnya.
Dibidang jasa diversifikasi usaha juga dilakukan, misalnya usaha as
angkutan kota diperluas dengan jasa angkutan pariwisata, jasa pendidikan
di Indonesia, usaha join venture merupakan bentuk kerja sama antara
perusahaan domestic dan perusahaan asing. Pemerintah berwengang
untuk mengetahui dan menyetujui perjanjian umum dan khusus antar
pihak yang berjoin venture. Proses terjadinya join venture dilakukan
dengan perantara perwakilan perusahaan asing dn konsultan-konsultan.
Berikut adalah proses terjadinya join venture.
AGEN TUNGGAL
PABRIK-PABRIK DISTRIBUTOR
Merk Luar Negeri
LAIN-LAIN
Gambar 4 : Proses Terjadinya Join Venture
________________________________________________________________34
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
(1) Trust
Adalah suatu bentuk organisasi perusahaan yang didirikan untuk
menghindari kerugian masing-masing anggota dan memperbesar
keuntungan perusahaan. Trust dibentuk dengan menggabungkan bebrapa
perusahaan (merger) menjadi satu dan masing-masing perusahaan yang
bergabung telah melebur diri atau fusi, sehingga gabungan dari
perusahaan-perusahaan tersebut menjadi sebuah perusahaan besar.
Seluruh kekayaan lama dipindahkan ke perusahaan baru. Trust dapat
mengeluarkan saham dan obligasi.
(2) Holding Company
Sebuah perusahaan yang kondisi keuangannya kuat dapat memiliki
perusahaan lain dengan cara membeli saham-sahamnya. Bentuk semacam
itu disebut holding company. Perusahaan yang saham-sahamnya telah
dibeli tidak lagi memiliki kekuasaan apa-apa, semua kebijakan ditentukan
oleh holding company. Jadi, telah terjadi pengambilalihan kekayaan
maupun kekuasaan dari perusahaan tersebut kepada holding company.
(3) Sindikat
Merupakan kerjasama antar beberapa orang untuk melaksanakan
proyek khusus di bawah satu perjanjian. Biasanya hanya terbatas pada
bidang keuangan, yang dilakukan oleh kelompok investor untuk
mengkombinasikan sumber-sumber keuangan mereka, untuk
menjualbelikan surat-surat berharga dari suatu perusahaan.
(4) Kartel
Hampir sama dengan sindikat. Kartel merupakan persekutuan
antara beberapa perusahaan sejenis di bawah suatu perjanjian tertentu.
Masing-masing perusahaan tetap berdiri sendiri, memiliki kedudukan
sama, dan sewaktu-waktu dapat membatalkan perjanjiannya yang telah
disetujui bilamana diinginkan. Mereka terikat pada semua perjanjian,
tetapi di luar itu mereka bebas. Ada beberapa jenis kartel, sebagai berikut.
________________________________________________________________35
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
(1) Kartel Daerah, yaitu masing-masing perusahaan untuk membagi
daerah pemasaran yang boleh dikuasainya. Salah satu perusahaan
tidak boleh menjual barangnya ke daerah lain.
(2) Kartel Produksi, yaitu perusahaan mengadakan perjanjian untuk
menentukan luas produksi masing-masing.
(3) Kartel Kondisi, yaitu perjanjian yang mengatur syarat-syarat
penjualan termasuk syarat penyerahan barang, tempat, penjualan,
penjualan tunai dan kredit, pemberian potongan dan sebagainya.
(4) Kartel Pembagian Laba, yaitu perjanjian dalam menentukan besarnya
laba yang diterima oleh masing-masing anggota. Laba dibagi
berdasarkan besarnya volume penjualan yang dicapai oleh nasingmasing
anggota.
(5) Kartel Harga, yaitu perjanjian yang diadakan untuk menentukan
harga minimum dari barang-barang yang dijual, sehingga bentuk
ini dapat mengurangi persaingan harga di antara para anggota.
c. RANGKUMAN 2
1. Beberapa jenis laporan dapat DIperoleh secara harian, bulanan,
triwulan ataupun tahunan. Banyak wirausaha berpendapat bahwa
informasi yang diperlukan untuk manajemen dapat diperoleh dari
laporan rugi-laba yang dipersiapkan untuk pejabat pemerintah dan
perpajakan sekali setahun.
2. Laporan keuangan ada dua macam, yaitu yang pertama (neraca
dan laporan rugi-laba), sangat penting bagi perusahaan, dan
laporan inilah yang banyak dibicarakan. Sedangkan laporan kedua
(laporan perubahan keuangan) umumnya diperlukan bagi para
pemegang saham atau pemilik.
3. Pengembangan usaha bisa dilakukan dengan beberapa teknik
diantaranya :
________________________________________________________________36
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
1. Perluasan Skala Usaha
2. Perluasan Cakupan Usaha
3. Perluasan dengan Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi Baru.
4. Pengembangan perusahaan dengan perluasan skala usaha bisa
dilakukan dengan skala produksi (kapasitas produksi), tenaga kerja,
teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha.
5. Pengembangan usaha dengan menambah cakupan usaha bisa
dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru dan wilayah
usaha baru, serta jenis produk barang dan jasa baru yang
bervariasi jenisnya.
6. Trust, adalah suatu bentuk organisasi perusahaan yang didirikan
untuk menghindari kerugian masing-masing anggota dan
memperbesar keuntungan perusahaan.
7. Holding Company, adalah sebuah perusahaan yang kondisi
keuangannya kuat dapat memiliki perusahaan lain dengan cara
membeli saham-sahamnya.
8. Sindikat, adalah kerjasama antar beberapa orang untuk
melaksanakan proyek khusus di bawah satu perjanjian.
d. Tugas
Buatlah laporan manajemen dan laopran keuangan dari praktek
lapangan atau studi lapangan yang harus anda lakukan dan bandingkan
dengan uraian pada modul ini.
e. Evaluasi
1) Instrumen Penilaian
Untuk melihat kompetensi anda, dapat dilakukan dengan menjawab
instrument test jawaban terbuka dan test objektif sebagai berikut:
________________________________________________________________37
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
1. Coba apa saja yang harus anda laporkan dalam menjalankan
kegiatan usaha itu? (20)
2. Jelaskan bagaimana teknik pengembangan usaha dengan cara
kerjasama? (30)
3. Dengan cara apakah pengembangan perusahaan dengan perluasan
skala usaha dilakukan ? (25)
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam kartel ! (25)
B. Kunci Jawaban:
1. Membuat laporan kegiatan manajemen dan laporan keuangan.
2. Dilakukan dengan kerjasama usaha misalnya kartel atau
penggabungan dan peleburan perusahaan-perusahaan.
3. Pengembangan perusahaan dengan perluasan skala usaha bisa
dilakukan dengan skala produksi (kapasitas produksi), tenaga kerja,
teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha.
Penambahan skala usaha bias dilakukan dengan menambah
kapasitas mesin dan kapasitas tenaga kerja, serta tambahan jumlah
modal untuk investasi
4. Ada beberapa jenis kartel, yaitu:
a. Kartel Daerah, yaitu masing-masing perusahaan untuk
membagi daerah pemasaran yang boleh dikuasainya. Salah
satu perusahaan tidak boleh menjual barangnya ke daerah
lain.
b. Kartel Produksi, yaitu perusahaan mengadakan perjanjian
untuk menentukan luas produksi masing-masing.
c. Kartel Kondisi, yaitu perjanjian yang mengatur syarat-syarat
penjualan termasuk syarat penyerahan barang, tempat,
penjualan, penjualan tunai dan kredit, pemberian potongan
dan sebagainya.
________________________________________________________________38
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
d. Kartel Pembagian Laba, yaitu perjanjian dalam menentukan
besarnya laba yang diterima oleh masing-masing anggota.
Laba dibagi berdasarkan besarnya volume penjualan yang
dicapai oleh nasing-masing anggota.
3) Kriteria Penilaian
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, jumlah skor keseluruhan 100, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Belajar pada Modul 20.
Rumus
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100%
100
Arti tingkat pemahaman Anda
90% - 100% = amat baik dan sangat berhasil
80% - 89% = baik dan berhasil
70% - 79% = kurang berhasil
- 69% = tidak berhasil
Tingkat kelulusan bisa dicapai bila anda bisa menjawab 80% dari
soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas anda dianggap tidak lulus
dan harus mengulang mempelajari modul ini.
________________________________________________________________39
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
BAB III
PENUTUP
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus
dan berhasil, anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Anda cukup
memahami Kegiatan Belajar sampai dengan modul 20 dan Anda dapat
langsung mengajukan uji sertifikasi. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80% Anda belum berhasil dan Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar modul 20, terutama bagian yang belum Anda kuasai
untuk mengajukan uji sertifikasi.
________________________________________________________________40
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto (1992) Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan,
Yogyakarta: BP Gadjahmada.
Basu Swasta (1995) Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty
David E.Rye. 1995. Tolls for Executives: The Vest Pocket
Entrepreneur. Terjemahan. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs,
New Jersey.
Lambing Peggy (2000) Entrepreneurship. Upper Sadle River, Prentice
Hall
Meredith, Geoffrest et.al. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek.
Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Musselman Vernon A (1994) Pengantar Ekonomi Perusahaan.
Erlangga: Jakarta.
Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dam Proses
Menuju Sukses. Salemba Empat, Jakarta.
Zimmerer W. Thomas Et al (1996) Enterpreneurship and The New Venture
Formation, New Jersey: Prentice Hall Inc.
________________________________________________________________41
Modul 20 : Evaluasi dan Pengembangan Usaha

Kegiatan Pengembangan KWU

Kegiatan pengembangan Kewirausahaan di SMK N 1 Mundu Cirebon, sesuai dengan program SBP Invest tahun anggaran 2010 adalah sebagai berikut:
  1. Training Of Trainers (TOT) Kewirausahaan yang diikuti oleh 24 orang terdiri dari Guru KWU, Korkom,Pengelola UP/BC, Staf    TU, baik dari SMK N 1 Mundu sebagai model maupun dari SMK Delta dan SMK N 1 Gebang,  sebagai aliansinya.  Kegiatan bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada guru-guru KWU dan penambahan wawasan bagi yang lainnya yang diproyeksikan akan terlibat langsung dalam kegiatan bisnis yang dilaksanakan oleh kelopmpok siswa pada setiap kompetensi keahliannya.   Narasumber adalah praktis bisnis dari Cirebon, sedangkan instrukturnya adalah guru KWU SMK N 1 Mundu Cirebon, yaitu       Drs. Ecep Jalaluddin Sy dan Sukarto, SE. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari, 4 dan 5 Januari 2011
  2. Introduction Training bagi siswa kelas II selama 3 kali pertemuan, dilanjutkan dengan edvance training selama 2 kali pertemuan.  Materi difokuskan kepada penyusunan bussines plan sesuai dengan format dari ILO.  Untuk menentukan siapa yang dapat ikut dalam kegiatan bisnis, bussines plan yang dibuat siswa dinilai.  Atas dasar itu ditentukan kelompok siswa yang akan melakukan kgiatan usaha dengan bantuan modal dari sekolah.  Dalam hal ini koordinasi guru KWU dan Korkom sangat menentukan.
  3. Pemodalan.  Kegiatan ini berupa kegiatan bisnis langsung yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa sebagaimana ditentukan saat training lanjut.  Ada lima bidang usaha, yaitu: 
    • Nautika Kapal Penangkan Iikan (NKPI):
      • Penangkapan Ikan
      • Survey
      • Penelitian
      • Wisata
      • Diklat
      • Patroli

    •  Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI)
      • Pembuatan alat-alat kebutuhan rumah tangga
      • Pembuatan Tralis,
      • Pembuatan pagar
      • dll jasa pengelasan
      • Jasa perbaikan/pemeliharaan mesin diesel, alat pendingin
    •  Agribisnis Perikanan (AP):
      • Pendederan ikan
    • Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPi):
      • Produksn bakso ikan
      • Produksi naget ikan
      • Produksi roti
      • Produksi minuman rumput lat
    • Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ):
      • Jasa pengetikan
      • Jasa cetak foto
      • Jasa pemeliharaan/perbaikan PC, laptop, net book, printer
      • Jasa internet (Kiosnet)
Untuk menjalankan usaha itu, diberikan suntikan modal dari program ADB Invest sebesar Rp 6.500.000,-/kelompok.
Dari data yang terkumpul, dalam waktu satu bulan sejak diberikan modal itu, sudah ada laporan sbb:
    • TPHPI :  Rp 1.490.000,-
    • AP      :   Rp    500.000,-
    • Kelompok lainnya sudah mulai menampakkan kegiatan nyata namun hasilnya sedang dalam proses
          4.   Workshop Review  Pengembangan Kewirausahaan dan Teaching Factory.  Dilaksanakan pada 
                tanggal 6 dan 7 April 2011diikuti oleh 22 orang terdiri dari guru KWU, Pengelola UP/BC/TF,  
                Korkom, dan Pembimbing produktif/guru produktif.  Nara sumber berasal dari Dit PSMK, yaitu 
                Bapak Moh. Widiyanto, dan Kepala SMK N 1 Pacet Cianjur, Bapak Akib Ibrahim, S.Pd, MM. 
Hasilnya sbb: ..


 

KWU BIAYA DAN ANALISA USAHA (KHUSUS UTK SMK N 1 MUNDU CIREBON)


I.  PEMBIAYAAN USAHA

Biaya diartikan semua pengeluaran/korbanan, dinyatakan dengan uang yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu proses produksi.  Biaya disebut juga ongkos atau cost atau korbanan.

Ada istilah modal/asset.  Apa yang dimaksud dengan modal dan apa bedanya dengan biaya ?

Dalam kaitannya dengan skala produksi, biaya diklasifikasikan menjadi biaya variable dan biaya tetap.

1.   Biaya Variabel/Biaya Langsung/ Biaya Sekali Pakai
      adalah:
a.       Biaya yang langsung berhubungan dengan volume produksi yang dihasilkan
b.      Biaya yang jumlahnya berubah-ubahn sesuai dengan perubahan penggunaan faktor produksi.  Semakin banyak faktor produksi yang digunakan, semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
c.       Biaya yang dikeluarkan pada saat kegiatan produksi berjalan, sehingga jika produksi dihentikan, maka biaya sama dengan nol.

Contoh biaya variable dalam Budidaya Perikanan  adalah biaya pakan, biaya benih, biaya puku, dll.  Contoh biaya variabel dalam Pengolahan Perikanan adalah bumbu, bahan baku, kemasan, dll. Contoh biaya Vaiabel dalam Penangkapan Ikan biaya perbekalan (antara lain beras, solar, es balok, gas elpiji, air tawar, lauk pauk, makanan ringan, obat-obatan, surat ijin berlayar, pelumas, umpan hidup umpan buatan).


                        P
                                                                        P  = besarnya biaya
                                                                        Q = jumlah produksi

                                   
                               0                           Q
                                    Kurva Biaya Variabel

2.   Biaya Tetap/Biaya Tidak Langsung
Adalah:
a.   Biaya yang besar kecilnya tidak tergantung kepada volume produksi yang  
      dihasilkan.
b.      Biaya yang jumlahnya tetap harus dikeluarkan meskipun kegiatan produksi terhenti.
c.       Biaya yang tidak habis sekali pakai.

            Contoh: Penyusutan alat produksi tahan lama, pajak lahan/PBB, biaya tetap
            tenaga administrasi, asuransi, dll.
                    P 
                   
 


                     0                                     Q
                          Kurva Biaya Tetap
Dalam hal ini akan dibahas : biaya sarana produksi habis pakai, biaya bunga modal, biaya alat produksi tahan lama, biaya tenaga kerja, biaya lain-lain.

1.     Biaya Sarana Produksi Habis Pakai
Untuk mengitung biaya ini digunakan rumus:



KRITERIA INVESTASI


KRITERIA INVESTAS
Dihimpun dari berbagai sumber
oleh Ecep Jalaluddin Sy
SMK N 1 Mundu Cirebon 

1.    Menghitung Arus Uang Tunai (Cash Flow)

Cash flow adalah arus seluruh pengeluaran dan penerimaan proyek pada setiap satuan waktu proyek dari keseluruhan waktu yang direncanakan. Cash flow yang berupa penerimaan (pemasukan) disebut cash inflow / cash proceeds / cash income / cash receipts. Sedangkan cash flow yang berupa pengeluaran disebut cash out flow / cash disbursement / cash expenditure / cash cost.  Selisih dari cash inflow dan cash out flow disebut Net cash flow atau Aliran Kas Neto/Bersih.       

                                                                          

Komponen cash inflow antara lain adalah hasil produksi, pajak terhutang, pinjaman, modal sendiri, nilai sisa dari aktiva (Salvage value) dan kadang-kadang juga dimasukan penyusutan aktiva. Komponen dari cash outflow antara lain adalah investasi proyek, pelunasan pajak, pelunasan pokok pinjaman dan bunga dan Replacment (penggatian aktiva). Dari perhitungan tersebut dalam cash flow ini akan diketahui Surplus minus kas (kas awal dan kas akhir) serta saldo Debet Kredit (sisa pinjaman).


2.   Analisis Kriteria Investasi

Kriteria investasi merupakan indeks-indeks untuk mencari suatu ukuran tentang baik tidaknya atau layak tidaknya suatu proyek (usaha). Karena itu penentuan layak tidaknya suatu usaha yang direncanakan akan dilaksanakan atau tidak ditentukan oleh kemungkinan keuntungan finansial yang dapat diperoleh. Menilai kelayakan usaha adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak (feasible) tidaknya suatu usaha dilaksanakan. Pada umumnya, apabila penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan bahwa usaha yang direncanakan itu layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan, kecuali penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan/atau karena adanya faktor-faktor yang tidak dapat terkontrol, misalnya terjadi bencana alam.
Ada beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan usaha melalui analisis manfaat finansial. Dari sekian banyak kriteria tersebut ada empat yang paling banyak digunakan. Setiap kriteria/indeks menggunakan present value (nilai kini) yang telah di-discount dari arus manfaat (penerimaan) dan biaya selama umur proyek. Ada banyak indeks kriteria Investasi yang dapat digunakan. Namun tidak satupun dari berbagai kriteria tersebut disetujui orang secara universal sebagai yang bermanfaat di dalam setiap keadaan. Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan. Si penilai proyek harus memutuskan kriteria manakah yang paling tepat digunakan sesuai dengan keadaannya.
Lima kriteria Investasi yang paling banyak digunakan adalah :

1.    Net Present Value (NPV) dari arus manfaat dan biaya.

2.    Internal Rate of Return (IRR)

3.    Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)

4.    Gros Benefit – Cost Ratio (Gros B/C)

5.    Profitability Ratio (PV/K)


Dari lima kriteri tersebut, ketiga kriteria pertama (NPV, IRR dan B/C) lebih dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu, sedangkan yang kedua terakhir (Gros B/C dan PV/K) mendapat kritik dari segi teorinnya.


Setiap kriteri tersebut digunakan untuk menentukan diterima tidaknya (layak tidaknya) suatu rencana proyek yang diusulkan dipandang dari aspek profitabilitas komersil.

  1. Konsep Nilai Waktu dan Uang
      Untuk proyek jangka panjang, pembahasan konsep Nilai Waktu dan Uang merupakan hal yang penting. Waktu sangat berharga bagi manusia pada umumnya dan bagi pemikir ekonomis khususnya karena akhirnya masalah waktu tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat dengan uang. Peranan dan hubungan antara waktu dan uang ini menimbulkan pemikiran bahwa orang-orang lebih menghargai uang yang dimiliki sekarang dari pada masa yang akan datang. Sebagai contoh kalau ditawarkan kepada kita mana yang lebih suka, menerima uang Rp 1000,- saat ini atau menerima Rp 1000,- nanti tahun depan. Tentu jawabannya lebih suka menerima Rp 1000 saat ini. Keputusan ini diambil tentunya karena walaupun nominal uang tersebut sama yaitu Rp 1000,- antara saat ini dan tahun depan, tetapi nilai riilnya (daya tukar) berbeda (berubah). Kalau uang Rp 1000,- saat ini dapat membeli 2 kg beras, mungkin tahun depan hanya dapat membeli 1,5 kg beras engan kualitas yang sama.

      Penurunan nilai riil mata uang tersebut antara lain terutama disebabkan oleh inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi semakin besar pula penurunan nilai mata uang. Contoh lain yang berhubungan dengan masalah ini adalah kalau inflasi meningkat, maka umumnya bank-bank harus memberikan suku bunga simpanan (misal deposito, tabungan) yang makin tinggi agar masyarakat tetap bersedia menyimpan uangnya di bank. Apabila tingkat bunga simpanan lebih rendah dari tingkat inflasi, maka tidak akan ada seorangpun yang bersedia menyimpan dananya di bank.

      Apa peranan konsep tersebut dengan perencanaan/analisa proyek ?  Inti dari perencanaan adalah menentukan apakah dan sampai berapa jauhkah proyek tersebut memberikan manfaat (penerimaan) yang lebih besar daripada biayanya kepada pemiliknya.  Untuk menentukan ada tidaknya dan tingkat dari manfaat bersih itu perlu kita bandingkan arus manfaat dari proyek-proyek tersebut dengan arus biayanya.  Tetapi timbul pertanyaan bagaimanakah cara membandingkan biaya yang harus dikeluarkan saat ini  (investasi) dengan manfaat (penerimaan) yang akan diterima baru beberapa tahun kemudian ?

      Kalau kita perhatikan kembali contoh dari kedua kasus inflasi, ternyata tingkat bungalah yang memungkinkan kita untuk membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya di dalam waktu yang tidak merata.  Untuk setiap nilai tingkat bunga “i” dan setiap jangka tahun selama bunga itu diasumsikan telah/akan didapat/dibayar, terdapat suatu discount factor yang unik.  Discount factor  ini telah ada yang dibuat dalam tabel, antara lain yang diterbitkan oleh Word Bank dengan judul Compounding and Discounting Table for Project Evaluation.  Sehubungan dengan  itu, dalam hal ini akan dijelaskan dua pengertian penting melalui contoh-contoh, yakni Compounding Intertest Factor dan Discounting Factor.
      Compounding Intertest disebut juga bunga majemuk atau bunga berbunga adalah bunga yang menunjukkan bahwa bunga dari suatu pokok pinjaman akan dikenakan bunga lagi pada periode berikutnya.         Contoh  jika  pokok  pinjaman Rp 100,- dengan  tingkat bunga 12 %/th, maka sesudah satu tahun jumlah yang harus dikembalikan adalah

   Rp 100,- + 12 % x Rp 100,-
= Rp 100,- (1 + 12 %)
= Rp 112,-

 

Kalau pinjaman itu akan dikembalikannya setelah dua tahun, maka bunga yang        Rp 12,- akan kena bunga lagi, sehingga jumlahnya menjadi:

    Rp 100,- (1 + 12 %) ( 1 + 12 %)
= Rp 100,- (1 + 12 %)²
= Rp 100,0 (1 + 0,12)²
= Rp 125,44

Seandainya jumlah semula (Rp 100,-) disebut P (Pressent amount), jumlah tahun selama uang dipinjam disebut n, jumlah yang harus dikembalikan disebut                     F (Future amount) dan tingkat bunga disebut i (interest), maka perhitunan di atas dapat ditulis dengan rumus:
                                                                            
F = P (1 + i ) n
          
(1 + i ) n disebut Compounding Factor,   yakni   suatu  bilangan yang lebih  besar dari satu (1,0) yang dapat dipakai untuk mencari suatu jumlah yang akan datang (F) berdasarkan jumlah sekarang (P) setelah diberi bunga berbunga pada setiap akhir tahun (n). 

Sedangkan dalam perencanaan/analisa proyek yang diketahui bukan P malainkan F (besarnya nilai di masa yang akan datang).  Dengan demikian untuk mencari nilai P (Nilai Sekarang= Pressent Value) rumusnya menjadi:
                                                
P =       F                  
                   
          (1 + i ) n

 P      =   F      1
                   (1 + i ) n
    1
(1 + i ) n     disebut Discount Factor (DF), yakni suatu bilangan yang kurang dari satu (1,0) yang dapat digunakan untuk mencari nilai sekarang (P) dari nilai masa yang akan datang (F).  Dengan demikian maka rumusnya menjadi:

P = F x DF


1)    Net Persent Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.    
             
Untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis
Rumus dari NPV adalah:

            n                I                           n                   n
     Σ        (1 +  i  )t      =    Σ  PVNCF    ─  Σ PVI                       
           t =                                      t = 1            t = 0
 
  n             NCF       
Σ       (1 +  i  )t    
t  =1    

di mana:

NCF       =  Net Cash Flow/Arus Kas Bersih= (laba setelah pajak + 
                  penyusutan) dari tahun pertama sampai tahun ke n
I              =  Pengeluaran investasi dari tahun awal (0) sampai tahun ke n
n            =  Umur ekonomis dari proyek
i             =  Tingkat Diskonto (discount factor  “DF”) =  tingkat bunga     
                  /social opportunity cost of capital yang ditunjuk
                 Social Discount  Rate   (tingkat   bunga umum)
PVNCF Present Value dari NCF
PVI         Present Value dari Investasi    

Dalam analisis proyek,  NPV ≥ 0 dikatakan proyek layak untuk dilaksanakan dan NPV < 0 proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Atau dengan kata lain, apabila nilai sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai sekarang Investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan, begitu pula sebaliknya.

2)    Internal Rate of Return
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Atau IRR merupakan tingkat bunga yang menyebabkan nilai sekarang Investasi (Net Investment Present Value) sama dengan nilai sekarang penerimaan bersih (Net Benefit Present Value) di masa mendatang.

IRR biasanya sulit diselesaikan (dicari nilai i nya) secara langsung, karena harus ada dua NPV, yakni NPV1 yang harus potitif dan  NPV2 yang harus negatif.  NPV1 adalah nilai NPV pada tingkat discount rate “i” yang sesuai dengan tingkat discount rate yang berlaku saat rencana usaha dibuat, sehingga menghitungnya lebih mudah.  Maka i-nya kita sebut sebagai i1 dan NPV-nya kita sebuat sebagai NPV2. Sedangkan  NPV2 adalah nilai NPV pada tingkat discount rate “i” yang harus dicari sampai ditemukan NPV-nya negatif.    Sehingga untuk menentukannya biasanya didekati dengan coba-coba melalui prosedur sebagai berikut :
a.         Pilih discount  rate i yang dianggap   dekat dengan discount rate i yang berlaku (biasanya naik satu tingkat discount rate), lalu dihitung NPV-nya. Jika NPV yang diperoleh positif berarti nilai percobaan pemilihan i tadi belum benar. Jadi harus dipilih i  yang lebih tinggi sampai diperoleh NPV negatif.  Jika sudah diperoleh NPV negatif,  maka kita sebut i-nya sebagai  i2 dan nilai NPV nya sebagai NPV2
b.         Dengan telah diperolehnya dua nilai NPV yang positif dan negatif maka IRR dapat diselesaikan dengan rumus :


 

IRR   =   i 1 +  ( i 2 – i 1)          NPV1             
                                          NPV1 + NPV2
      
Di mana:
i 1  =  Tingkat diskonto (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV positif   
i 2 =   Tingkat diskonto (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV negatif               

Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discount rate, maka nilai NPV dari proyek itu adalah sebesar nol. Jika IRR lebih kecil dari social discount rate, berarti NPV lebih kecil dari nol. Oleh karena itu suatu nilai IRR yang lebih besar dari / sama dengan (≥)  Social Discount Rate menyatakan tanda “Go” (layak) untuk suatu proyek, sedangkan jika IRR lebih kecil dari Social Discount  Rate berarti proyek itu “No Go” (tidak layak).



3)    Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah suatu metoda untuk melihat berapa besar benefit yang dapat diperoleh dari setiap penanaman satuan biaya.

Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus kas
bersih dengan present value  investasi yang dikeluarkan. Net B/C sering juga
disebut sebagai profitability indeksJadi, net B/C dihitung dengan rumus:
     
                             n
                               ∑ PVNCF
                             t = 1
      Net B/C =        
    n
                              ∑ PVI
                               t = 1
                                                                        
Jika perhitungan tadi memberikan hasil = 1, berarti NPV = 0. Dan jika hasilnya lebih dari satu, berarti NPV > 1.  Dengan demikian jika Net B/C ≥ 1 berarti merupakan tanda ‘Go’ (layak) untuk suatu proyek dan Net B/C < 1  berarti No Go (tidak layak).

         Contoh Aplikasi Penilaian Kelayakan Usaha
Untuk memahami bagaimana penilain kelayakan usaha diiakukan, cermati contoh berikut dengan seksama. Bila perlu diskusikan dengan teman-teman dan minta bimbingan guru untuk memahaminya.

Anggaplah A sedang merencanakan untuk menjalankan usaha angkutan kota. Untuk maksud tersebut, A berusaha memperoleh informasi lebih mendalam mengenai usaha angkutan kota tersebut. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari beberapa pengusaha angkutan kota diperoleh data sebagai berikut:
     1. Jumlah biaya investasi untuk satu kendaraan angkutan kota bekas siap pakai mencapai RP 39.850.000,00 dengan umur ekonomis seiama 5 tahun. Di samping itu berdasarkan pengalaman, kendaraan setelah lima tahun masih memiliki nilai sisa dengan harga jual Rp 5.000.000,00.
2.  Biaya operasi dan pemeliharaan per tahun mencapai  Rp 4.620.000,00 dengan rinciannya per tahun adalah,
a.   Gaji sopir Rp 1.800.000,00 .
b. Biaya ban Rp 2.340.000,00.
c.   Biaya aki Rp 80.000,00.
b    Biaya perawatan Rp 120.000,00
Selama 5 tahun jumlah biaya operasi dan perawatan diperkirakan tidak berubah.
3.  Penyusutan kendaraan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi Penyusutan kendaran per tahun = (harga beli aset - nilai sisa)/umur ekonomis = (39.850.000 - 5.000.000)/5 = Rp 6.970.000,00.
4.  Setoran rata-rata per hari Rp 55.000,00 dan sebulan dihitung 26 hari. Dengan demikian, perkiraan pendapatan per tahun adalah Rp 17.160.000,00.
5.  Sumber dana investasi seluruhnya dibiayai dari modal sendiri. Tingkat bunga kredit bank diketahui misalnya sebesar 19% per tahun. Berdasarkan data tersebut, A ingin mengetahui apakah rencana usaha angkutan kota tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Untuk maksud tersebut A menghitung perkiraan rugi/laba, perkiraan arus kas, dan analisis manfaat finansial terhadap rencana usaha angkutan kota tersebut.

Hasilnya dipaparkan melalui Tabel 1 sampai Tabel 4 sebagai berikut:










TABEL 1 Perkiraan Rugi/Laba Usaha Angkutan Kota (dalam Rp 000)

No
Keterangan
T a h u n
0
1
2
3
4
5
1
Pendapatan Usaha
a.  Setoran
b.  Nilai sisa

-

17.160

17.160

17.160

17.160

17.160
  5.000
2
Jumlah Pendapatan (Bt)
-
17.160
  17.160
17.160
17.160
22.160
3
a.  Biaya operasional dan perawatan
b.   Biaya penyusutan
-
-
4.620

6.970
4.620

    6.970
4.620

6.970
4.620

6.970
4.620

6.970
4
Jumlah Biaya (Ct)
-
11.590
11.590
11.590
11.590
11.590
5
LABA KOTOR (2) – (4)
-
5.570
5.570
5.570
5.570
10.570
6
Bunga Pinjaman
-
-
-
-
-
-
7
LABA SEBELUM PAJAK
-
5.570
5.570
5.570
5.570
10.570
8
Pajak
-
-
-
-
-
-
9
LABA BERSIH
-
5.570
5.570
5.570
5.570
10.570
10
ARUS KAS BERSIH (NCF)
(9) + ( Penyusutan  (D) )
-
  12.540
12.540
12.540
12.540
17.540
NCF = Net Cash Flow = (Bt – Ct) + D
TABEL 2.  Perkiraan Arus Kas Bersih Usaha Angkutan Kota

Tahun
Investasi
Arus Kas Bersih (NCF)
0
39.850.000,00
-
1
-
12.540.000
2
-
12.540.000
3
-
12.540.000
4
-
12.540.000
5
-
17.540.000­










                     TABEL 3.  Perhitungan Net Present Value Usaha Angkutan Kota
Tahun
Investasi
Arus Kas Bersih (NCF)
DF *)
19%
Present
Value
Investasi (PVI)
Present
Value NCF
{PVNCF}
0
 39.850.000

1
39.850.000
-
1
-
12.540.000
.8403
-
10.537.362
2
-
12.540.000
.7061
-
8.854.494
3
-
12.540.000
.5934
-
7.441.236
4
-
12.540.000
.4986
-
6.252.444
5
-
17.540.000
.4190
-
7.349.260
  Jumlah
39.850.000
      40.437.796

Perhitungan  NPV =
       n                                n
                Σ  PVNCF    ─  Σ  PVI                       
                t = 1              t = 0

= 40.437.796 – 39.850.000
= 587.796 

Jadi pada tingkat bunga (DF) 19 %, usaha itu layak dilanjutkan atau Go
Artinya bahwa nilai sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai sekarang Investasi, atau sebesar Rp 587.796,-. 

Perhitungan Net B/C

                             n
                               ∑ PVNCF
                             t = 1
      Net B/C =        
    n
                              ∑ PVI
                               t = 1

=         40.437.796
            39.850.000
    1,01
Net B/C = 1,01 mengandung arti, dari setiap Rp 1,- pengeluaran investasi sanggup menghasilkan penerimaan kas bersih sebesar Rp 1,01,-

Perhitungan IRR
   TABEL 4 Perhitungan IRR Usaha Angkutan Kota
Ta
hun
Arus Kas
Tingkat Bunga 19%
Tingkat  Bunga 21 %

Bersih (NCF)

DF
PVNCF
DF
PVNCF
1
12.540.000
.8403
10.537.362
.8264
10.363.056
2
12.540.000
.7061
8.854.494
.6830
  8.564.820
3
12.540.000
.5934
7.441.236
.5644
  7.077.576
4
12.540.000
.4986
6.252.444
.4665
  5.849.910
5
17.540.000
.4190
7.349.260
.3855
  6.761.670

Jumlah
40.437.796
     
38.617.032

PVI
39.850.000
-
39.850.000

NPV
587.796 
-
1.232.968
IRR   =   i 1 +  ( i 2 – i 1)             NPV1             
                                                 NPV1 + NPV2                                                                                            
                                                                       587.796
IRR =  19 % +  (21 % - 19 %) x                                 
                                                                  587.796 – ( - 1.232.968)

=  19 % + (2 % x 0,3228293178)
=  19 %  +  0,6456586356 %
19,65 %
=  19,65 % > 19 %


Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis manfaat finansial, yaitu dengan menggunakan ukuran atau kriteria NPV, net B/C dan IRR diperoleh hasil sebagai berikut:
(1) NPV > 0
(2) Net B/C atau indeks profitabilitas > 1
 (3) IRR > 19%
Karena itu dapat disimpulkan bahwa, rencana usaha angkutan kota layak untuk dilaksanakan.
TUGAS
Cobalah Anda buat rencana usaha sesuai dengan program keahlian yang Anda dalami.  Lalu hitung kelayakannya berdasarkan kriteria investasi yang telah Anda pelajari.