I. PEMBIAYAAN USAHA
Biaya diartikan semua pengeluaran/korbanan, dinyatakan dengan uang yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu proses produksi. Biaya disebut juga ongkos atau cost atau korbanan.
Ada istilah modal/asset. Apa yang dimaksud dengan modal dan apa bedanya dengan biaya ?
Dalam kaitannya dengan skala produksi, biaya diklasifikasikan menjadi biaya variable dan biaya tetap.
1. Biaya Variabel/Biaya Langsung/ Biaya Sekali Pakai
adalah:
a. Biaya yang langsung berhubungan dengan volume produksi yang dihasilkan
b. Biaya yang jumlahnya berubah-ubahn sesuai dengan perubahan penggunaan faktor produksi. Semakin banyak faktor produksi yang digunakan, semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
c. Biaya yang dikeluarkan pada saat kegiatan produksi berjalan, sehingga jika produksi dihentikan, maka biaya sama dengan nol.
Contoh biaya variable dalam Budidaya Perikanan adalah biaya pakan, biaya benih, biaya puku, dll. Contoh biaya variabel dalam Pengolahan Perikanan adalah bumbu, bahan baku, kemasan, dll. Contoh biaya Vaiabel dalam Penangkapan Ikan biaya perbekalan (antara lain beras, solar, es balok, gas elpiji, air tawar, lauk pauk, makanan ringan, obat-obatan, surat ijin berlayar, pelumas, umpan hidup umpan buatan).
P
P = besarnya biaya
Q = jumlah produksi
0 Q
Kurva Biaya Variabel
2. Biaya Tetap/Biaya Tidak Langsung
Adalah:
a. Biaya yang besar kecilnya tidak tergantung kepada volume produksi yang
dihasilkan.
b. Biaya yang jumlahnya tetap harus dikeluarkan meskipun kegiatan produksi terhenti.
c. Biaya yang tidak habis sekali pakai.
Contoh: Penyusutan alat produksi tahan lama, pajak lahan/PBB, biaya tetap
tenaga administrasi, asuransi, dll.
P
0 Q
Kurva Biaya Tetap
Dalam hal ini akan dibahas : biaya sarana produksi habis pakai, biaya bunga modal, biaya alat produksi tahan lama, biaya tenaga kerja, biaya lain-lain.
1. Biaya Sarana Produksi Habis Pakai
Untuk mengitung biaya ini digunakan rumus:
Persediaan awal + pembelian selama produksi – sisa akhir
Sebagai contoh sebuah kapal payang akan berangkat ke laut memilikmi persediaan beras 50 kg, oleh karena diperlukan 150 kg, maka ia membeli 100 kg lagi. Setelah tiba kembali ada sisa beras 25 kg, jika harga beras Rp 3000,-/kg, maka biaya beras adalah
(50 kg + 100 kg – 25 kg) x Rp 3000,-
= Rp 375.000,-
2. Biaya Bunga Modal
Harta kekayaan atau modal yang ditanamkan dalam suatu perusahaan, akan mengakibatkan timbulnya bunga modal yang menambah pembiayaan. Biaya tersebut adalah sebagai imbalan jasa terhadap penggunaan harta selama periode proses produksi. Balas jasa itu disebut Bunga Modal. Untuk menghitung bunga modal dapat digunakan dua metode, yaitu bunga modal sederhana (simple interest) dan bunga modal majemuk (compound interest).
a. Bunga Modal Sederhana
Rumus yang digunakan adalah:
I = P x N x i
Di mana :
I = Bunga modal
P = Besarnya modal yang ditanamkan
N = Lamanya penggunaan modal
i = Tingkat bunga yang erlaku
Contoh: Seorang nelayan meminjam uang ke BRI sebesar Rp 3.000.000,- selama 3 tahun dengan bunga 16 %/th. Berapa bunga modalnya ? Dan berapa jumlah uang yang harus dibayarkan nelayan tadi setelah 3 tahun ?
Diket. P = Rp 3.000.000,-
N = 3 tahun
i = 16 %/th
Dita nyakan I
Jawab
Rms I = P . N . i
= Rp 3.000.000,- x 3 x 16 %
= Rp 1.440.000,-
Jumlah yang harus dibayarkan setelah 3 th adalah
Rp 3000.000,- + Rp 1.440.000,- = Rp 4.440.000,-
b. Bunga Modal Majemuk
Jika pinjaman beserta bunganya baru akan dibayarkan sekaligus setelah akhir masa kontrak (misalnya 3 tahun), maka untuk kasus ini perhitungan bunganya sbb:
Tahap I = 16 % x Rp 3.000.000,- = Rp 480.000,-
Tahap II = 16 % x (3.000.000 = 480.000) = Rp 556.800,-
Tahap III = 16 % x (3.000.000 + 480.000 + 556.800) = Rp 645.888,-
Rp 1.682.688,-
Untuk mudahnya kita gunakan rumus berikut
F = P (1 + i)n
= Rp 3.000.000,- (1 = 0,16)³
= Rp 3.000.000,- (1,560896)
= Rp 4.682.688,-
di mana:
F = Nilai kemudian modal
P = Modal pokok
n = Lama Penggunaan modal
i = Suku bunga
Jadi besarnya I= F - P
= Rp 4.682.688,- - Rp 3.000.000,-
= Rp 1.682.688,-
3. Biaya Alat Produksi Tahan Lama
Alat produksi tahan lama dalah alat yang dapat digunakan dalam beberapa kali proses
produksi. Alat-alat tersebut akan mengalami pengurangan nilai dari tahun ke tahun, seiring dengan bertambahnya umur alat tersebut. Dalam penangkapan ikan yang termasuk alat produksi tahan lama adalah kapal, alat tangkap, alat navigasi, mesin, dan alat bantu.
Untuk mengetahui biaya totalnya harus dihitung tiga unsur, yaitu penyusutan, bunga modal, dan biaya pelengkap.
a. Penyusutan (Depresiation = D)
Penyusutan adalah penurunan atau pengurangan nilai modal suatu alat tahan lama akibat pertambahan umurnya. Untuk menghitungnya dapat digunakan rumus metode garis lurus (MGL), yang melihat bahwa pengurangan nilai alat tahan lama itu
berlangsung dengan laju yang tetap dari tahun ke tahun selama pemakaian ekonomisnya.
Rumusnya
Nb - Ns
D = ──────
n
Di mana
D = Penyusutan
Nb= Nilai baru sekarang, yaitu taksiran nilai pada saat sekarang (dibeli) atau nilai
Pengganti
Ns = Nilai sisa, yaitu taksiran nilai setelah melampaui umur ekonomis
n = Umur ekonomis, yaitu lamanya suatu alat tahan lama dapat digunakan secara
efisien/menguntungkan.
Contoh
Seorang nelayan membeli sebuah Hand Refractometer pada awal tahun 1999 seharga Rp 3.500.000,- nilai rongsokan 0 jangka usia ekonomis 10 tahun. Hitng nilai penyusutan tahunannya
Diketahui
Nb = Rp 3.500.000,-
Ns = 0
n = 10 tahun
Ditanyakan D
Jawab
Rms D = Nb-Ns
n
= Rp 3.500.000,- - 0
10 th
= Rp 350.000,-/th
Untuk mengetahui prosentase penyusutan terhadap nilai baru dapat dihitung dengan rumus:
X = D x 100 %
Nb
Maka prosentase penyusutan Hand Refractometer tersebut terhadap nilai baru adalah
= Rp 350.000,- x 100 %
Rp 3.500.000,-
= 10 %
Dalam perusahaan sering diperlukan nilai buku alat tahan lama untuk penyusunan neraca. Nilai buku tiap akhir tahun (Bn) dapat dihitung dengan rumus:
Bn = Nb – (N.D)
Di mana
Bn = Nilai buku akhir tahun
N = Lama tahun pemakaian
Jika ingin mengetahui nilai buku akhir tahun ke tiga, maka dapat kita hitung:
Bn 3 = Rp 3.500.000,- - ( 3 x Rp 350.000 )
= Rp 2.450.000,-
Untuk mudahnya perhatikan tabel berikut
Tabel Nilai baru, Penyusutan tahunan dan Nilai buku akhir tahun Hand
Refractometer menurut MGL
Than ke | Nb | D | Bn |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 | 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 | 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 | 3.150.000 2.800.000 2.450.000 2.100.000 1.750.000 1.400.000 1.050.000 700.000 350.000 0 |
b. Biaya Bunga Modal Alat Produksi Tahan Lama
Kita perlu menghitung bunga modal alat tahan lama sebagai biaya, karena pengadaan alat tersebut memerlukan modal yang memiliki kesempatan yang sama seperti modal lainnya.
Dengan dasar MGL, maka bunga modal alat tahan lama dapat dihitung dengan rumus:
I = Nb + Ns x i
2
di mana
I = Bunga modal
Nb = Nilai baru/pengganti
Ns = Nilai sisa
i = Tingkat bunga
Dengan melihat data sebelumnya, jika bunga 18 %./th, maka bunga modal GPS tersebut adalah:
I = Rp 3.500.000,- + Rp 0,- x 0,18
2
= Rp 315.000,-
c. Biaya Pelengkap
Biaya pelengkap di sini adalah biaya penggunaan alat-alat produksi tahan lama, yang meliputi biaya pemeliharaan, perawatan dan asuransi
Jika misalnya biaya pelengkap untuk GPS tersebut :
· Perawatan Rp 25.000,-
· Pemeliharaan Rp 15.000,-
· Asuransi Rp 50.000,-
Maka jumlah biaya pelengkap adalah Rp 90.000,-
Dengan demikian biaya total GPS selama setahun adalah:
· Biaya Penyusutan Rp 350.000,-
· Biaya bunga modal Rp 315.000,-
· Biaya pelengkap Rp 90.000,-
Jumlah Rp 755.000,-
4. Biaya Tenaga Kerja
Yang dimaksud dengan tenaga kerja, adalah tenaga yang digunakan untuk menye4lesaikan suatu pekerjaan yang berasal dari tenaga manusia. Biaya tenaga kerjaini merupakan korbanan ekonomis dari faktor produksi tenaga kerja.
Tenaga kerja berasal dari dua sumber, yaitu tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga dan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga mencakup tenaga kerja si pengelola, tenaga kerja istri pengelola, tenaga kerja angggota keluarga pengelola lainnya. Tenaga kerja dari luar keluarga mencakup tenaga kerja tetap yang digaji, tenaga kerja musiman, lepas, borongan atau tenaga kerja insidental.
Tenaga kerja keluarga dinilai atas dasar upah yang dibayarkan jika pekerjaan itu dilakkukan oleh orang lain. Dewasa ini untuk menghitung biaya tenaga kerja tergantung kepada kebijakan perusahaan, atas dasar upah minimum regional/ upah minimum propinsi sebagaimana ditetapkan Depnaker. Untuk kepentingan usaha skala kecil dan tradisional di mana segala sesuatunya lebih didasarkan kepada kondisi alam, maka perhitungannya sering didasarkan atas upah harian kerja setara tenaga kerja pria (Tenaga Kerja Setara Pria-TKSP). Sebagai patokan perhitungan digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Seorang pria bekerja penuh, tenaganya dihitung 1 TKSP
b. Seorang wanita bekerja penuh, tenaganya dihitung 0,8 TKSP
c. Seorang anak (usia ³ 15 tahun), bekerja penuh, tenaganya dihitung 0,5 TKSP
d. Tenaga kerja lain dihitung seakurat mungkin atas dasar TKSP.
Untuk di Indonesia makna bekerja penuh adalah
a. Satu hari = 8 jam kerja produktif
b. Satu bulan = 25 hari kerja efektif
c. Satu tahun = 300 hari kerja efektif.
Dalam penangkapan ikan, biaya tenaga kerja biasanya ditetapkan berdasarkan ketentuan perusahaan atau berdasarkan kesepakatan antara pemilik dengan pekerja (ABK). Dalam hal yang terakhir, umumnya lebih ditentukan atas kebiasaan yang berlaku di masyarakat nelayan di mana perusahaan berada. Sebagai contoh sistem pengupahan yang berlaku di daerah Pantura Jawa Barat sebagai berikut:
· Upah nelayan: 50 % dari sisa dana perbaikan, perbekalan dan persiapan
· Upah nakhoda: 10 % dari bagian juragan/pemilik
· Upah motoris: 1 bagian dari bagian juragan (lk 2 %)
· Dana perbaikan: 8 % dari hasil lelang (ini disimpan di KUD)
· Bagian juragan: 50 % dari sisa perbaikan, perbekalan dan persiapan
Jumlah 50 % upah nelayan dibagikan kepada seluruh ABK oleh mereka sesuai dengan jabatan masing-masing.
Contoh
Jika jumlah hasil tangkapan 2 ton dengan harga lelang di TPI Rp 7500,-/kg, biaya perbekalan dan persiapan Rp 6.000.000,- hitunglah dana perbaikan, bagian juragan, bagian nelayan, upah nakhoda, dan upah motoris !
Jawab:
§ Penerimaan = 2000 k Rp 7500,- = Rp 15.000.000,-
§ Biaya perbekalan dan persiapan = Rp 6.000.000,-
§ Biaya perbaikan (8 % x Rp 15.000.000,-)= Rp 1.200.000,-
Rp 7.200.000,-
Laba sebelum dibagikan = Rp 7.800.000,-
§ Bagian juragan=bagian nelayan = 50 % x Rp 7.800.000,- = Rp 3.900.000,-
§ Upah motoris = 2 % x Rp 3.900.000,- = Rp 78.000,-
§ Upah nakhoda = 10 % x Rp 3.900.000,- = Rp 390.000,-
5. Biaya Lain-lain
Biaya lain-lain adalah biaya yang tidak termasuk kategori biaya di atas, namun masih ada hubungannya dengan kegiatan usaha. Misalnya iuran kelompok nelayan, biaya widyaiswara untuk kepentingan usaha, biaya administrasi usaha, biaya listrik, dan biaya telepon. Besarnya biaya lain-lain dihitung dengan menjumlahkan semua biaya tersebu
LATIHAN 1
Sebuah perusahaan penangkapan ikan memiliki data sbb:
1. Investasi
Sebuah kapal purse seine bobot 50 GT dibuat pada awal tahun 1999 dengan biaya Rp
450.000.000,-, Perkiraan nilai rongsokan setelah 10 tahun sebesar Rp 100.000.000,-
suku bunga bank 16 %/tahun, perawatan dan perbaikan termasuk docking
diperkirakan sebesar Rp 35.000.000,-
Pengadaan mesin induk 4 silinder dengan daya 268 PK, mesin bantu 93 PK; peralatan
navigasi terdiri dari : magnetic compass 4 inc, radar, sextant , GPS, binocular,
SSB, peta laut, echo sounder, lampu sorot 20 buah; peralatan dek: jangkar, line
hauler, tangki bahan bakar 10 bh, tangki air 10 bh; alat tanngkap purse seine 1 unit.
Biaya pengadaan peralatan tersebut sebesar Rp 1.850.000.000,-
Biaya perawatan diproyeksikan sebesar 5 % /tahun, suku bunga 16 %
/tahun. Total nilai rongsokan ditaksir Rp 100.000.000,-
2. Biaya Perbekalan dan persiapan/trip
1 trip 15 hari, persiapan: 3 hari, jumlah ABK 40 orang
No. | Uraian | Volume/kebutuhan | Harga satuan (Rp) |
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. | Beras Solar Es Gas elpiji Air tawar Lauk pauk dan snack Obat-obatan Surat ijin layar Oli pelumas | 40 or x 0,7 kg x 15 hr 367 pk x 0,2 lt /jam x 24 jam x 15 hr 10 ton 2 tabung 5 ton 40 or x 15 hr 1 kegiatan 1 kegiatan 20 lt | 3.000,- 4.300,- 70.000,- 33.000,- 5000,- 10.000,- 150.000,- 200.000,- 16.000,- |
3. Biaya Labuh Rp 35.000,-/hari x 5 hari
4. Biaya tenaga kerja ABK/trip
a. Upah nelayan : 50 % dari sisa perbaikan, perbekalan dan persiapan
b. Upah nakhoda: 10 % dari bagian juragan/pemilik
c. Upah motoris: 1 bagian dari bagian juraga ( lk. 2 %)
0 komentar:
Posting Komentar